Cinta, adalah 
anugerah teindah dalam hidup. Keberadaannya membuat dunia yang keras dan gelap 
berubah menjadi ketegaran dan harapan baru. Dia adalah sumber inspirasi, 
penambah daya terhadap kekuatan fisik yang tak seberapa. Hanya karena cinta, 
seseorang dapat mengorbankan segalanya. Cinta, sebuah kekuatan yang sangat 
dahsyat.
Mengapa jika 
saya mengatakan “saya cinta padamu”, anda akan berpikir bahwa saya sedang 
jatuh cinta kepada seseorang perempuan yang cantik? Atau jika saya (laki-laki) 
mengatakan kepada teman saya yang juga laki laki “saya mencintaimu”, anda 
akan berpikiran lain bahwa saya mengalami gangguan orientasi seksual (homoseks)? Ini 
karena makna cinta mengalami penyempitan. Makna cinta sekarang tidak lebih dari 
sekedar menjalin hubungan asmara (pacaran). 
Cinta yang 
muncul hanya sekedar mencintai dan jatuh cinta kepada seseorang karena tampilan 
fisik yang menarik, adalah sebuah ekspresi cinta tingkat rendah, cinta yang 
dimiliki oleh semua jenis makhluk, termasuk binatang. Pada teori psikoanalisa, cinta jenis ini muncul 
karena adanya dorongan-dorongan id (dorongan primitif) atau hasrat 
seksual. Jika cinta terus berkembang karena anda berpikir bahwa dia memang layak 
untuk dicintai, maka posisi cinta akan naik sedikit kearah ego 
(realistis). Dan jika anda memperhatikan rambu-rambu dalam bercinta, maka 
anda akan menempati cinta paling tinggi dalam teori psikoanalisa yaitu 
(superego). Ini dapat menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki 
cinta sejati terhadap pasangan adalah seseorang yang sudah berada pada posisi 
tingkat tinggi (superego), dan hanya pernikahan yang bisa meraihnya. Pada kasus 
hubungan cinta pacaran, norma-norma sosial sebagai rambu masih sering diabaikan, 
bahkan terkadang ekspresi cinta itu jatuh ke arah id (hasrat 
seksual/dorongan primitif).
Cinta kepada 
keluarga, cinta kepada teman, cinta kepada pekerjaan, cinta kepada atasan atau 
bawahan, cinta kepada hewan peliharaan dan seterusnya adalah macam-macam dari 
objek cinta. Objeknya cinta sangat luas, seluas mata memandang, seluas hati bisa 
merasakan. Ekspresi cinta adalah kebahagiaan, ketenangan, persahabatan, rasa 
kasihan dan seterusnya. Jika ada yang melanggar cinta, maka ekspresinya akan 
berubah menjadi kesedihan, kesengsaraan, kebencian, ketidakpercayaan dan 
seterusnya. Dalam bentuk fisik cinta akan identik dengan senyuman dan optimism, jika ini ada yang melanggar 
cinta, maka ekspresinya juga akan berubah menjadi, tangisan dan 
ketidakberdayaan.
Seperti yang 
sudah dikatakan diatas, objek cinta begitu luas, seluas mata memandang, seluas 
hati merasakannya, tiada yang bisa mengukur betapa luasnya, yang jelas, cinta 
tak mempunyai batas. Mungkin, ada orang yang mengatakan, bahwa batasnya adalah 
kebencian. Saya berpendapat bahwa, cinta dan benci adalah suatu pribadi yang 
berbeda. Jika cinta sudah memenuhi kalbu, kebencian tidak akan mempunyai tempat. 
Begitupun sebaliknya, jika benci memenuhi hati, cinta akan tersingkir. Cinta dan 
benci, tidak bisa serumah, dia seperti malaikat dan syaithon. Tinggal kita 
memilih, mau menanam cinta, atau atau menabur kebencian? 








0 comments:
Post a Comment