Internet in the home

Internet bukan merupakan sesuatu yang mewah lagi. Banyak diantara anda yang memiliki koneksi internet di rumah. Tapi tidak ada yang bisa memanfaatkan itu dengan baik untuk dunia pengetauan

Data Server

Data server yang terdapat banyak di internetlah yang banyak membantu kita menemukan sesuatu dengan cara cepat dan akurat misalnya adalah dara center milik google.

Koneksi Internet

Kabel UTP merupakan salah satu media yang di gunakan untuk menghubungkan komputer kita ke jaringan lokal maupun jaringan internet yang tanpa batas ini.

Workstation

Workstation adalah kita atau bisa di sebut sebagai pengguna. Kita hanya tinggal mengetik apa yang kita cari maka kita akan menemukannya selama itu ada di dalam server data.

Jaringan komputer

Semua komputer yang terhubung ke dalam jaringan internet dapat saling bertukar data dan berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain dengan biaya yang cukup murah.

Showing posts with label sastra. Show all posts
Showing posts with label sastra. Show all posts

Thursday, 14 February 2013

PENGERTIAN MAJAS DAN CONTOHNYA

Majas adalah bahasa kias atau pengungkapan gaya bahasa yang dalam pemakaiannya bertujuan untuk memperoleh efek-efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya. Seorang penulis sastra juga terkadang terkenal dengan tulisan-tulisan majas dalam karyanya. Dalam hal ini seorang penulis sastra dalam menyampaikan pikiran dan perasan, baik secara lisan dan tertulis kerap menyampaikannya dengan bahasa majas yang khas.

Pada tulisan ini akan dipublikasikan maca-macam majas dan contohnya, juga turut akan dipublikasikan macam-macam majas dan pengertiannya yang tentunya akan menambah wawasan bagi bagi kita, seputar bahasa majas yang juga merupakan bagian karya sastra yang dipelajari dalam bidang studi Bahasa Indonesia.

Macam-Macam Majas dan Contohnya

Secara umum, majas terjadi dari 4 jenis yang masing-masing jenis majas tersebut juga memiliki sub bagian masing-masing. Berikut adalah jenis majas beserta contohnya dan juga sub-sub masing-masing dari ke-4 jenis majas tersebut.

A. Majas Sindiran
Majas Sindiran terdiri dari 3 sub bagian majas, berikut adalah penjelasanya dari masing-masing sub majas sindiran tersebut yang akan dipublikasikan beserta contohnya.

1. Majas Sarkasme 
Majas Sarkasme ialah majas sindiran yang terakasar langsung menusuk perasaan.
Contoh Majas Sarkasme: otakmu memang otak udang!

2. Majas Ironia 
Majas Ironia adalah majas sindiran yang melukiskan sesuatu dengan menyatakan sebalikanya dari yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang.
Contoh Majas Ironia: harum benar baumu sore ini!

3. Majas Sinisme 
Majas Sinisme  adalah gaya sindiran dengan mempergunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi tetapi kasar.
Contoh Majas Sinisme: muntah aku melihat perangaimu yang tak pernah berubah!

B. Majas Perbandingan
Majas perbandingan terdiri dari 8 sub majas yang diantaranya dapat dilihat secara lengkap dibawah ini beserta contohnya masing-masing.

1. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pegertiannya untuk menyangatkan arti.
Contoh Majas Hiperbola: harga bensin membumbung tinggi-kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya.

2. Majas Metafora
Majas Metafora adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh Majas Metafora: dewi malam telah keluar dari balik awan (dewi malam = bulan)

3. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda-benda lain sebagi pebandingan. 
Contoh Majas Simbolik: ia adalah seorang lintah darat (lintah darat: pemeras, pemakan riba)

4. Majas Eufimisme
Majas Eufimisme adalah majas perbandingsn yang melukiskan sesuatu dengan kata-kata yang lebih lembut untuk meggantikan kata-kata lain untuk sopan santun atau tabu bahasa (pantang).
Contoh Majas Eufimisme: Para tunakarya perlu perhatin yang serius dari pemerintah-orang ini berubah akal

5. Majas Litotes
Majas Litotes  adalah majas perbandingan yang melukiskan kedaan dengan kata-kata yang belawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh Majas Litotes: perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudera luas.

6. Majas Alegori
Majas Alegori adalah majas perbandingan yang memperihatkan satu perbandingan utuh; perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Contoh Majas Alegori: hidup ini dierbandingkan dengan perahu yang tengah berlayar di lautan (suami:nahkoda istri:juru mudi gelombang:cobaan dalam kehidupan tanah seberang:cita-cita)

7. Majas Alegori Personifikasi
Majas Alegori Personifikasi  adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan memberitakan sifat-sifat manusia kepada mempunyai sifat seperti manusia atau beda hidup.
Contoh Majas Alegori Personifikasi: angin berbisik menyampaikan salamku padanya

8. Majas Alusio
Majas Alusio adalah majas prbndingan dengan menggunakan ungkaan pribhasa yang artinya sudah diketahui umum.
Contoh Majas Alusio: ah dia itu tong kosong nyaring bunyinya

C. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri dari 4 sub jenis, yang diantaranya akan dijelaskan dibawah ini berikut beserta contoh-contohnya.

1. Majas Antitesis
Majas Antitesis adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan paduan kata yang berlawanan arti. 
Contoh Majas Antitesis: hidup matinya manusia ada ditangan tuhan

2. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas pertentangan yang meukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal sesungguhnya tidak karena objeknya bertentangan.
Contoh Majas Paradoks: hatinya sunyi tinggal di kota jakarta yang ramai.

3. Majas Kontradiksi Intermiris
Majas Kontradiksi Intermiris adalah majas pertentangan yang meperlibatkan pertentangan dengan penjelasan semula. 
Contoh Majas Kontradiksi Intermiris: semua murid kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut olympiade

4. Majas Okupasi
Majas Okupasi adalah majas pertetangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh Majas Okupasi: merokok itu merusak kesehatan, tetapi si perokok tidak dapat menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untungnya banyak.

D. Majas Penegasan
Majas Penegasan terdiri dari 5 sub majas yang diantaranya dapat dilihat secara lengkap dibawah ini beserta contohnya masing-masing.

1. Majas Penegasan Retorik

Majas Penegasan adalah majas penegasan degan mempegunakan kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya.
Contoh Majas Penegasan: mana mungkin orang mati hidup kembali?

2. Majas Simetri
Majas Simetri adalah majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan 1 kata, kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata atau kalimat yang seimbang artinya dengan yang pertama.
Contoh Majas Simetri: ayah diam serta tak suka berkata-kata

3. Majas Tautologi
Majas Tautologi adalah majas penegasan yang meukiskan sesuatu dangan mempergunakan kata-kata yang sama artinya (bersinonim) untuk mempertegas arti.
Contoh Majas Tautologi: saya khawatir dan was-was akan keselamatannya

4. Majas Retorik
Majas Retorik adalah majas penegasan degan mempegunakan kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya.
Contoh Majas Retorik: mana mungkin orang mati hidup kembali?

5. Majas Simetri
Majas Simetri ialah majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan 1 kata, kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata atau kalimat yang seimbang artinya dengan yang pertama.
Contoh Majas Simetri: ayah diam serta tak suka berkata-kata

SUMBER INFORMASI : http://www.beritaterhangat.net

JENIS - JENIS PUISI

Menurut jenisnya puisi di bagi menjadi dua antara lain adalah puisi baru dan puisi lama. untuk memahami keduanya maka silahkan anda baca uraian berikut ini..
==================================================== PUISI LAMA=========================================
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain:
  • Jumlah kata dalam 1 baris
  • Jumlah baris dalam 1 bait
  • Persajakan (rima)
  • Banyak suku kata tiap baris
  • Irama
Ciri puisi lama:
  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Jenis-jenis puisi lama
  • Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu.
  • Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Contoh:
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati
  • Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Contoh:
Dahulu parang sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
  • Seloka adalah pantun berkait.
Contoh:
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan.
  • Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)
  • Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pecan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

==================================================== PUISI BARU==========================================
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:
  • Bentuknya rapi, simetris;
  • Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
  • Sebagian besar puisi empat seuntai;
  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
  • Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
Jenis-jenis Puisi Baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
  • Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”.
  • Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.
Contoh:
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)
  • Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
Contoh:
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)
  • Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
Contoh:
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
  • Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra
  • Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
Contoh:
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)
  • Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)
Contoh:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(WS Rendra)
Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:
  • Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
Contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
  • Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Contoh:
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Sanusi Pane)
  • Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
  • Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
  • Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
Contoh:
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
  • Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Contoh:
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Mohammad Yamin)
  • Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
Contoh:
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)
  • Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).
Contoh:
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

++++++++++++++++++++++++++++++ PUISI KONTEMPORER++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi iti sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.
Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:
  • Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan puisinya O, Amuk, dan O Amuk Kapak
  • Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti
  • Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah Kita
Puisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu
  • Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah:
    • Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu
    • Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri
    • Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.
Contoh:
Shang Hai
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
sembilu jarakMu merancap nyaring
(Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk Kapak, 1981)
  • Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main. Ciri-ciri puisi mbeling adalah: Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).
Contoh:
Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidur ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)
Menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem perekonomian dan pemerintahan.
Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi.
  • Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.
Contoh:
Doktorandus Tikus I
selusin toga
me
nga
nga
seratus tikus berkampus
diatasnya
dosen dijerat
profesor diracun
kucing
kawin
dan bunting
dengan predikat
sangat memuaskan
(F.Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)
Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut:
  • Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
  • Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu.
  • Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya.
  • Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)

Wednesday, 13 February 2013

DEFINISI PUISI DAN UNSUR - UNSURNYA

  • PENGERTIAN PUISI
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya. Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
  • HAL - HAL YANG DI PERLUKAN DALAM MEMBACA PUISI
Ketepatan ekspresi/mimik
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
  • Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
  • Kejelasan artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
  • Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
  • Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.
  • Intonasi atau lagu suara
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
  1. Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
  2. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.
  3. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.
  • UNSUR - UNSUR DALAM PUISI
=========================================================STRUKTUR FISIK PUISI=========================================================
  • Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
  • Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
  • Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
  • Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
  • Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
  • Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
    1. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
    2. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya
    3. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
========================================================
STRUKTUR BATIN PUISI
========================================================
  • Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
  • Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
  • Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
    Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca

Monday, 4 February 2013

LAPORAN ILMIAH

A. Pengertian Umum

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah.
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
6. Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
2. Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
3. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
4. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
5. Tulisan disusun dengan metode tertentu
6. Tulisan disusun menurut sistem tertentu
7. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

Jenis Laporan Ilmiah
a. Laporan Lengkap (Monograf).
1) Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
2) Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
3) Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
4) Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
5) Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

b. Artikel Ilmiah
1) Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
2) Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
3) Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

c. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

B. Sistematika Laporan
Ilmiah Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Secara umum, sistematika suatu laporan yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.

1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Bagian pembuka ini terdiri atas :
a. Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun
b. Halaman pengesahan (jika perlu)
c. Halaman motto/semboyan (jika perlu)
d. Halaman persembahan (jika perlu)
e. Prakata;
f. Daftar isi;
g. Daftar tabel (jika ada)
h. Daftar grafik (jika ada)
i. Daftar gambar (jika ada)
j. Abstak : uraian singkat tentang isi laporan

2. Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian isi inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap. Bagian isi terdiri dari :

a. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan Pendahuluan terdiri atas :
(1) Latar belakang
(2) Identitas masalah
(3) Pembatasan masalah
(4) Rumusan masalah
(5) Tujuan dan manfaat

b. Bab II :
Kajian Pustaka
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.

c. Bab III :
Metode
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.

d. Bab IV :
Pembahasan
Pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

e. Bab V :
Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan

3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Daftar Lampiran
c. Indeks daftar istilah

C. Langkah-Langkah Membuat Laporan
Agar dapat menyusun laporan yang baik dan efektif, perlu dipersiapkan dengan matang. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah seperti berikut.
1. Menetapkan tujuan laporan Pembuat laporan harus tahu, untuk apa laporan dibuat dan siapa yang akan membaca laporan tersebut.

2. Menentukan Bahan Laporan Bahan-bahan laporan yang dapat digunakan adalah:
(1) surat-surat keputusan
(2) notulen hasil rapat
(3) buku-buku pedoman
(4) hasil kegiatan
(5) hasil penelitian
(6) hasil diskusi

3. Menentukan cara penngumpulan data Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
(1) Membuat petunjuk pelaksanaan bagi peneliti yang menjelaskan sasaran dan penyesuaian kegiatan
(2) Melakukan wawancara
(3) Mengumpulkan dokumen pelaksanaan kegiatan
(4) Penyusunan daftar pengecekkan untuk melihat data yang ada dan yang tidak ada

4. Mengevaluasi Data Data yang telah dikumpulkan dievaluasi untuk dibuat suatu simpulan.

5. Membuat Kerangka Laporan Kerangka laporan dibuat sesuai dengan sistematika laporan.

D. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Melalui daftar pustaka, pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber yang digunakan dalam tulisan yang dibacanya sehingga dapat merujuk pada sumber asli Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Penulisan daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut.
1. Daftar Pustaka disusun secara alfabet (A,B,C,.....) berturut-turut dari atas ke bawah tanpa menggunakan angka arab, tanda hubung, dan semacamnya.

2. Cara penulisan sebuah sumber pustaka berturut-turut adalah sebagai berikut.
a. Penulisan nama pengarang Nama pengarang bagian belakang (nama akhir atau nama keluarga) ditulis lebih dahulu, diikuti tanda koma baru nama bagian depan kemudian diikuti titik. Jika buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, dipakai menggantikan nama pengarang. Jika tidak ada nama pengarang, urutannya harus dimulai dengan judul buku.
b. Menuliskan tahun terbit buku, diikuti tanda titik
c. Menuliskan judul buku, diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf miring, diikuti tanda titik
d. Menuliskan tempat atau kota penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e. Menuliskan nama penerbit dan diikuti tanda titik

3. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama penulisnya, sumber ditulis dari buku yang lebih dulu terbit diikuti buku yang terbit kemudian.

4. Bila tidak ada nama penulis, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.

5. Jarak antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak antara pokok dengan pokok adalah dua spasi.

6. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat ketukan mesin tik.

7. Apabila sebuah referensi ditulis oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu nama yang dicantumkan dalam daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk nama penulis lainnya disingkat dkk atau dll.

E. Format Penulisan Laporan
Ukuran dan Jenis Kertas Format penulisan sesuai dengan sistematika laporan formal di atas. Format penulisannya tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas bagian-bagiannya. Adapun teknik penulisan meliputi hal-hal sebagai berikut
1. Margin Ukuran margin terdiri atas batas kiri dan batas atas 4 cm. Serta batas kanan dan batas bawah 3 cm dari pinggir kertas. Semua tulisan termasuk tabel dan gambar berada dalam margin. Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh di bawahnya, bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada halaman berikutnya. Begitupun kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan ke halaman berikutnya tetapi seluruh kata ditulis pada halaman berikutnya.

2. Spasi Secara umum keseluruhan tulisan menggunakan spasi ganda. Kecuali untuk tabel, daftar pustaka, dan kutipan mempergunakan pula spasi tunggal (sesuai dengan aturan penulisan kutipan dan daftar pustaka). Alinea baru dapat dimulai dengan perbedaan spasi.

3. Penomoran Penomoran meliputi penomoran halaman, bab, subbab, dan rincian uraian.
a. Penomoran Halaman Halaman-halaman pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil. Halaman-halaman isi dan penunjang menggunakan angka arab. Letak penomoran halaman ditempatkan di tengah dan dua spasi di atas margin bawah (bottom, center, headfooter 2,2 cm)
b. Penomoran Bab dan Subbab Penomoran mempergunakan penanda urutan sebagai berikut.
(1) Tingkat pertama dengan tanda: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
(2) Tingkat kedua dengan tanda: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
(3) Tingkatan ketiga dengan tanda: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan seterusnya.
(4) Tingkatan keempat dengan tanda: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan seterusnya.
(5) Tingkatan kelima dengan tanda: 1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan seterusnya.

4. Tabel atau Gambar
a. Tabel Sebuah tabel terdiri atas nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body. Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya nomor tabel 2.1, artinya tabel tersebut tabel pertama yang ada pada bab kedua. Judul harus padat dan dapat memberikan keterangan tentang data yang tercantum dalam tabel. Judul ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali kata hubung. Apabila tabel bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan sumber referensinya pada bawah tabel.
b. Gambar Istilah gambar mencakup di dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram, dan sebagainya. Gambar harus diberi nomor dan judul. Pemberian nomor dan judul tidak berbeda dengan pemberian nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya terletak pada penempatan. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar.

5. Bahasa Bahasa yang dipergunakan dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan reproduktif. Untuk ejaan dan peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.

6. Jenis Kertas Jenis kertas yang dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung pada aturan yang telah ditetapkan.
 
sumber informasi : http://senimanberbicara.blogspot.com

MANY, MUCH, A LOT OF

Many, Much, A lot of

MANY, MUCH, A LOT OF

Many, much dan a lot of ketiga-tiganya berarti banyak, namun cara penggunaan ketiga kata itu berbeda :
1) Many = banyak
Many dipakai di depan kata benda yang dapat dihitung (countable noun), misalnya : buku, mobil, orang dsb.
many pencils = banyak pensil
many cars = banyak mobil
many people = banyak orang
contoh kalimat:
He hasn’t many pencils. Ia tidak mempunyai banyak pensil
Have you many cars? apakah kamu mempunyai banyak mobil?
There are many people in the cinema. Ada banyak orang di bioskop
2) Much = banyak
Much digunakan di muka kata benda yang tidak dapat dihitung (uncountable noun), misal air uang, gula, tinta dsb.
much water = banyak air
much money = banyak uang
much sugar = banyak gula
contoh kalimat:
There is much water in this well. Ada banyak air di dalam sumur ini
Have you much money? apakah anda mempunyai banyak uang?
She hasn’t much sugar. Ia tidak mempunyai banyak gula
3) A lot of (many atau much) = banyak
Dalam kalimat berita a lot of dapat digunakan untuk menyatakan banyak, baik untuk kata benda yang dapat dihitung ataupun untuk kata benda yang tidak dapat dihitung.
contoh kalimat:
I have a lot of books. Saya mempunyai banyak buku
I have a lot of money. Saya mempunyai banyak uang
She has a lot of spare time. Ia mempunyai banyak waktu
Kesimpulan :
  • Dalam kalimat berita pakailah a lot of
  • Dalam kalimat menyangkal, pakailah much untuk kata benda yang tidak dapat dihitung dan many untuk kata benda yang dapat dihitung.
  • Dalam kalimat tanya, pakailah much untuk kata benda yang tidak dapat dihitung dan many untuk kata benda yang dapat dihitung.
Catatan:
a) Untuk menyatakan banyak, selain many, much dan a lot of masih ada lagi yaitu :
Dipakai di muka bentuk tunggal :
  • a good deal of = much
  • a great deal of = much
  • a large quantity of = much
  • a plenty of = much
Dipakai di muka bentuk jamak :
  • a good many = many
  • a great many = many
  • a great number of = many
contoh :
a great deal of wine = banyak anggur
a large quantity of time = banyak waktu
a good many customers = banyak pelanggan
a great many persons = banyak orang

GERUNDS

Gerunds atau verbals atau verbal nouns adalah kata kerja berbentuk ing yang dipakai sebagai kata benda.
A. Bentuk
Gerund dibentuk dari : kata kerja + ing (V1 + ing)
Misalnya: smoking, shoping, hunting dan sebagainya.
Bentuk gerund adalah sama seperti bentuk present participle, dan keduanya merupakan bagian dari kata kerja. Perbedaannya gerund merupakan sejenis kata benda, tetapi present participle adalah semacam kata sifat. Oleh karena itu, meskipun serupa tetapi keduanya sangat berbeda dalam sifatnya.
Gerund mempunyai empat macam bentuk :
Tense Present or continuous
Perfect
active doing
having done
Passive being done
having been done
B. Sifat
Sifat ganda gerund:
Gerund merupakan part of speech ganda. Suatu kata benda dan kata kerja yang digabungkan. Oleh karena itu, kita harus menjelaskannya dalam tiap sifat ini :
1) Sebagai kata benda
2) Sebagai bagian kata kerja
C. Pemakaian
1) Karena gerund merupakan sejenis kata benda, maka ia dapat digunakan sebagai berikut :
a) Sebagai subjek untuk kata kerja
contoh: Sleeping is necessary to life
b) Sebagai objek untuk kata kerja
contoh: I don’t like smoking
c) Sebagai komplemen untuk kata kerja
contoh: My chief delight is riding
d) Sebagai objek untuk preposisi
contoh: He gave up smoking
2) Gerund dengan objek
Karena gerund adalah bagian kata kerja, ia dapat menggunakan objek di belakangnya.
a) Objek langsung
contoh: He is clever at teaching mathematics (mathematics = objek langsung)
b) Objek tak langsung
contoh: He is clever at teaching us mathematics (us = objek tak langsung)
c) Objek yang tetap dipertahankan dalam kalimat pasif
contoh: She is pleased at being taught mathematics
d) Objek yang artinya mirip dengan kata kerja itu sendiri
contoh: She is proud of having sung a fine song
e) Objek refleksif
contoh: She is in the habit of oversleeping herself
3) Gerund dengan genitif
Kata benda atau kata ganti, asalkan menunjukkan orang atau binatang, haruslah dalam kasus genitif, bilamana kata benda atau kata ganti itu diletakkan di depan gerund.
Contoh: I am pleased at your coming
Perhatikan :
a) Pemakaian gerund yang didahului kata benda atau kata ganti genitif yang berikut ini kadang-kadang terjadi :
Contoh: This was a creative work of my doing
b) Kadang-kadang huruf “a” diletakkan di depan gerund dalam pengertian preposisi. Di sini “a” merupakan perubahan atau singkatan dari preposisi on :
Contoh:
The man has gone a-hunting
He has gone a-fishing
4) Yang memiliki bentuk ing, selain gerund, masih ada present participle dan kata benda asli, haruslah kita bedakan dengan jelas.
a) A sleeping carriage (a carriage used for sleeping), di sini sleeping merupakan gerund
b) A sleeping child (a child that is sleeping), di sini sleeping merupakan present participle yang dipakai sebagai kata sifat
c) Rising early is good for health, di sini rising adalah kata kerja yang diterangkan kata keterangan early, merupakan gerund yang berfungsi sebagai subjek.
d) Early rising is good for health, di sini rising diterangkan oleh kata sifat early, dengan demikian rising adalah part of speech dan merupakan kata benda asli.
5) Gerund dalam bentuk present perfect:
Contoh:
He regrets having done so (he regrets that he has done or did so)
He regretted having done so (he regretted that he had done so)
Gerund dan bukan infinitive harus dipakai:
a) Sesudah preposisi atau ungkapan berpreposisi :
Without, etc + gerund
Contoh: Do your work without speaking. Kerjakanlah pekerjaanmu tanpa berbicara
Look forward to + gerund
Contoh: I look forward to seeing you soon. Saya mengharapkan dengan senang hati menemui anda segera
Instead of, etc + gerund
Contoh: You had much better work instead of idling away your time. Sebaiknya Anda bekerja daripada buang-buang waktu
b) Sesudah kata-kata yang secara tetap menggunakan preposisi :
Fond of + gerund
Contoh: He is always fond of hunting. Ia selalu suka berburu
Insist on + gerund
Contoh: He insisted on going to Kudus. Ia bersikeras untuk pergi ke Kudus
Object to + gerund
Contoh: I object to smoking. Saya keberatan merokok
Prevent from + gerund
Contoh: I was prevented from going because of illness. Saya terhalang pergi karena sakit
Succeed in + gerund
Contoh: He succeeded in solving the problem. Ia berhasil memecahkan masalah itu
Think of + gerund
Contoh: I often think of going to France. Saya sering bermaksud pergi ke Perancis
Tired of + gerund
Contoh: I’m tired of eating foreign food every day. Saya bosan makan makanan asing tiap hari
Used to + gerund
Contoh: I’m used to getting up early. Saya biasa bangun pagi-pagi
c) Sesudah katakata kerja tertentu
Avoid + gerund
Contoh: We can’t avoid making mistakes. Kita tak dapat menghindari membuat kesalahan
Can’t bear + gerund
Contoh: He can’t bear being laughed at. Ia tak dapat tahan ditertawakan orang
Can’t help + gerund
Contoh: I can’t help laughing. Saya tak dapat menahan tertawa
Catatan 1 :
Cannot help dan cannot but mempunyai arti yang sama tidak dapat menahan, tetapi pemakaiannya berbeda. Cannot help diikuti oleh gerund tetapi cannot but diikuti oleh infinitive tanpa to.
contoh :
I cannot but laugh
Can’t stand + gerund
Contoh: She can’t stand being laughed at. Ia tak tahan ditertawakan orang
Delay + gerund
Contoh: I delayed answering you owing to pressure of work. Saya menunda untuk menjawab anda karena sibuk
Enjoy + gerund
He enjoys playing a game of football. Ia senang sekali bermain sepak bola
Catatan 2 :
Kata-kata kerja yang berarti “to like” atau “to dislike” boleh diikuti infinitive atau gerund.
Contoh:
He likes reading English literature (he likes to read English literature). Ia suka membaca
kesusastraan Inggris
She dislikes swimming (he dislike to swim). Ia tak suka berenang
Escape + gerund
Contoh: He narrowly escaped drowning. Ia nyaris tenggelam
Finish + gerund
Contoh: I haven’t finished speaking. Saya belum selesai berbicara
Catatan 3 :
Kata kerja yang berarti “to begin” diikuti oleh infinitive atau gerund
Go on (= continue) + gerund
Contoh: The rain went on falling all night. Hujan terus turun sepanjang malam
Keep (on) + gerund
Contoh: He was kept waiting a long time, but he kept his temper. Ia dibiarkan menunggu lama, tetapi ia menahan amarahnya
Mind (= object to) + gerund
Contoh: Would you mind shutting the window? berkeberatankah anda menutup jendela itu?
Miss + gerund
Contoh: He narrowly missed getting killed. Ia nyaris terbunuh
Postpone + gerund
Contoh: I shall postpone writing till I learn full particulars. Saya akan menunda menulis surat sampai saya mendengar/mengetahui data yang lengkap
Remember + gerund
Contoh: I remember meeting you at the theatre. Saya ingat pernah menjumpai anda di dalam gedung bioskop
Stop + gerund
Contoh: My watch stopped ticking. Jam saya mati
Understand + gerund
Contoh: He understands managing his business. Ia mengerti bagaimana mengurus bisnisnya
d) Sesudah kata-kata sifat tertentu
Busy + gerund
Contoh: I am busy writing letters. Saya sibuk menulis surat
Worth + gerund
Contoh: This book is worth reading. Buku ini patut dibaca
e) Sesudah ungkapan-ungkapan tertentu
It is no use + gerund
Contoh: It’s no use begging like a beggar. Tak ada gunanya meminta-minta seperti orang minta-minta
It is no good + gerund
Contoh: It’s no good getting angry at once. Tak ada gunanya segera menjadi marah
There is no + gerund
Contoh: There’s no getting around it. Hal itu tak dapat dielakkan
There is no harm in + gerund
Contoh: There’s no harm in trying. Tak ada ruginya bila mencoba
Have the pleasure of + gerund
Contoh: I had the pleasure of meeting him. Saya senang sekali bertemu dengannya
Take pleasure in + gerund
Contoh: He takes pleasure in visiting the sick. Dengan senang hati ia mengunjungi orang sakit
To be interested in + gerund
Contoh: He was interested in learning more about my work. Ia berminat belajar lebih banyak tentang pekerjaanku
To be ashamed of + gerund
Contoh: The girl was ashamed of having been beaten in class by her brother. Gadis itu malu karena telah dipukul di kelas oleh saudara laki-lakinya
Gerund dipakai pada papan tanda yang menyatakan suatu larangan, yaitu sesudah no
Contoh:
No, talking! diamlah!
No, passing! dilarang melintas!
No, smoking! dilarang merokok!
No, spitting! dilarang meludah! etc.
Dipakai dalam ungkapan
Contoh: Seeing is believing. Kalau sudah melihat baru percaya
D. Gerund sejenis kata benda abstrak
Gerund sebenarnya merupakan sejenis kata benda abstrak dan mempunyai arti yang sama seperti abstract noun atau seperti noun infinitive:
Gerund : Sleeping is necessary to health
Abstract Noun : Sleep is necessary to health
Noun infinitive : To sleep is necessary to health
Ketiga kalimat tersebut di atas semuanya berarti suatu hal yang sama yaitu tidur perlu untuk kesehatan.

EYD

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Berikut akan saya tampilkan pedoman umum EYD

==========================================================================
PEMAKAIAN HURUF

  1. Huruf abjad. Ada 26 yang masing-masing memiliki jenis huruf besar dan kecil.
  2. Huruf vokal. Ada 5: a, e, i, o, dan u. Tanda aksen é dapat digunakan pada huruf e jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
  3. Huruf konsonan. Ada 21: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
    1. Huruf c, q, v, w, x, dan y tidak punya contoh di akhir kata.
    2. Huruf x tidak punya contoh di tengah kata.
    3. Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
  4. Diftong. Ada 3: ai, au, dan oi.
  5. Gabungan konsonan. Ada 4: kh, ng, ny, dan sy.
  6. Pemenggalan kata
    1. Kata dasar
      1. Di antara dua vokal berurutan di tengah kata (diftong tidak pernah diceraikan): ma-in.
      2. Sebelum huruf konsonan yang diapit dua vokal di tengah kata: ba-pak.
      3. Di antara dua konsonan yang berurutan di tengah kata: man-di.
      4. Di antara konsonan pertama dan kedua pada tiga konsonan yang berurutan di tengah kata: ul-tra.
    2. Kata berimbuhan: Sesudah awalan atau sebelum akhiran: me-rasa-kan.
    3. Gabungan kata: Di antara unsur pembentuknya: bi-o-gra-fi
  7. Huruf kapital
    1. Huruf pertama pada awal kalimat
    2. Huruf pertama petikan langsung
    3. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan
    4. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang (tidak berlaku jika tidak diikuti nama orang)
    5. Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat (tidak berlaku jika tidak diikuti nama orang, instansi, atau tempat)
    6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang (tidak berlaku untuk nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran)
    7. Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa (tidak berlaku untuk nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan)
    8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah (tidak berlaku untuk peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama)
    9. Huruf pertama nama geografi (tidak berlaku untuk istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri dan nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis)
    10. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti "dan" yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna
    11. Huruf pertama kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti "dan" yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna
    12. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Gelar akademik: Kepmendikbud 036/U/1993.
    13. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan (tidak berlaku jika tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan)
    14. Huruf pertama kata ganti Anda
  8. Huruf miring
    1. Nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan
    2. Huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata yang ditegasan atau dikhususkan
    3. Kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya
==========================================================================
PENULISAN KATA


  1. Kata dasar. Ditulis sebagai satu kesatuan
  2. Kata turunan
    1. Ditulis serangkai dengan kata dasarnya: dikelola, permainan
    2. Imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, tapi unsur gabungan kata ditulis terpisah jika hanya mendapat awalan atau akhiran: bertanggung jawab, garis bawahi
    3. Imbuhan dan unsur gabungan kata ditulis serangkai jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus: pertanggungjawaban
    4. Ditulis serangkai jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi: adipati, narapidana
    5. Diberi tanda hubung jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital: non-Indonesia
    6. Ditulis terpisah jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar: maha esa, maha pengasih
  3. Kata ulang. Ditulis lengkap dengan tanda hubung: anak-anak, sayur-mayur
  4. Gabungan kata
    1. Ditulis terpisah antarunsurnya: duta besar, kambing hitam
    2. Dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan untuk mencegah kesalahan pengertian: alat pandang-dengar, anak-istri saya
    3. Ditulis serangkai untuk 47 pengecualian: acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, wasalam
  5. Kata ganti
    1. Ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: kusapa, kauberi
    2. Ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: bukuku, miliknya
  6. Kata depan. di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada, kepada, kesampingkan, keluar, kemari, terkemuka
  7. Kata sandang. si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya: sang Kancil, si pengirim
  8. Partikel
    1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: betulkah, bacalah
    2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya: apa pun, satu kali pun
    3. Partikel pun ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya untuk adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun
  9. Singkatan dan akronim
    1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik: A.S. Kramawijaya, M.B.A.
    2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik: DPR, SMA
    3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik: dst., hlm.
    4. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf diikuti tanda titik pada setiap huruf: a.n., s.d.
    5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik: cm, Cu
    6. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital: ABRI, PASI
    7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital: Akabri, Iwapi
    8. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil: pemilu, tilang
  10. Angka dan lambang bilangan. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor yang lazimnya ditulis dengan angka Arab atau angka Romawi.
    1. Fungsi
      1. menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas,
      2. melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat,
      3. menomori bagian karangan dan ayat kitab suci,
    2. Penulisan
      1. Lambang bilangan utuh dan pecahan dengan huruf
      2. Lambang bilangan tingkat
      3. Lambang bilangan yang mendapat akhiran -an
      4. Ditulis dengan huruf jika dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan
      5. Ditulis dengan huruf jika terletak di awal kalimat. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat
      6. Dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca bagi bilangan utuh yang besar
      7. Tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi
      8. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
==========================================================================
PENULISAN TANDA BACA

  1. Tanda titik
    1. Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
    2. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (tidak dipakai jika merupakan yang terakhir dalam suatu deretan)
    3. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu
    4. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
    5. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya (tidak dipakai jika tidak menunjukkan jumlah)
    6. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya
    7. Tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat
  2. Tanda koma
    1. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
    2. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan
    3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya (tidak dipakai jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya)
    4. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi
    5. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat
    6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat (tidak dipakai jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru)
    7. Dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan
    8. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka
    9. Dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki
    10. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga
    11. Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka
    12. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi
    13. Dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca
  3. Tanda titik koma
    1. Dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
    2. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk
  4. Tanda titik dua
    1. Dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian (tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan)
    2. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
    3. Dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
    4. Dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan
  5. Tanda hubung
    1. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris (Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris)
    2. Dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris (Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris)
    3. Dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang
    4. Dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal
    5. Dapat dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata
    6. Dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap
    7. Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing
  6. Tanda pisah
    1. Dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat
    2. Dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas
    3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau 'sampai dengan'
    4. Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya
  7. Tanda elipsis
    1. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus
    2. Dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan
    3. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat
  8. Tanda tanya
    1. Dipakai pada akhir kalimat tanya
    2. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya
  9. Tanda seru
    1. Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat
  10. Tanda kurung
    1. mengapit keterangan atau penjelasan
    2. mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan
    3. mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan
    4. mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan
  11. Tanda kurung siku
    1. mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli
    2. mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
  12. Tanda petik
    1. mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain
    2. mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat
    3. mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus
    4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
    5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat
    6. Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris
  13. Tanda petik tunggal
    1. mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
    2. mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing
  14. Tanda garis miring
    1. dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim
    2. dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap
  15. Tanda penyingkat
    1. menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun

COMPARISON

Degree of Comparison atau sering juga disebut dengan "Comparative Degree" adalah bentuk keterangan yang berfungsi untuk membandingkan kualitas, kondisi, besar dll dari satu benda dengan benda yang lainnya. Sebelum kita membahas mengenai topik ini, ada baiknya kita mengingat bentuk kaidah-kaidah perubahan kata sifat menjadi tingkat lebih (comparative) dan tingkat paling (superlative).

1. Kata Sifat dengan 1 suku kata

Kata sifat yang terdiri dari 1 suku kata, seperti big, small, old, thin, dll kita hanya perlu menambahkan akhiran "-er" untuk tingkat lebih (Comparative) dan akhiran "-est" untuk tingkat paling (Superlative).
Contoh:
  • Big - bigger - biggest = Besar - Lebih besar - Paling besar
  • Small - smaller - smallest = Kecil - Lebih kecil - paling kecil
  • Thin - thinner - thinnest = Tipis - lebih tipis - paling tipis
  • Old - older - oldest = Tua - lebih tua - paling tua
  • Dll.
Contoh Kalimat:
  • Your house is bigger than mine, but Alex's house is the biggest.
    (Rumahmu lebih besar daripada rumahku, tapi rumahnya Alex lah yang paling besar.)
  • Your house is smaller than Alex's, but mine is the smallest.
    (Rumahmu lebih kecil daripada rumahnya Alex, tapi rumahkulah yang paling kecil)
  • You should bring the thinner book.
    (Kamu seharusnya membawa buku yang lebih tipis)
  • I am 20 years old. Budi is 21 years old. Andi is 22 years old.
    • I am younger than Budi and Budi is younger than Andi. I am the youngest boy here.
      (Saya lebih muda daripada Budi dan Budi lebih muda daripada Andi. Saya anak yang paling muda disini)
    • Andi is older than Budi and Budi is older than I am, so Andi is the oldest.
      (Andi lebih tua daripada Budi dan Budi lebih tua daripada saya, jadi Andi yang paling tua)

2. Kata Sifat yang lebih dari 1 suku kata

Kata sifat yang terdiri lebih dari 1 suku kata, maka kita perlu menambahkan kata "more" sebelum kata benda untuk tingkat lebih (Comparative) dan "most" untuk tingkat paling (Superlative).
Contoh:
  • Beautiful - more beautiful - most beautiful = Cantik - Lebih cantik - Paling Cantik
  • Expensive - more expensive - most expensive = Mahal - Lebih mahal - Paling mahal
  • Interesting - more interesting - most interesting = Menarik - Lebih menarik - paling menarik
  • Dll
Contoh Kalimat:
  • You look more beautiful with that dress, still I am the most beautiful woman in this party.
    (Kamu kelihatan lebih cantik dengan gaun itu, tapi tetap saja akulah yang paling cantik di pesta ini.)
  • My Handphone is more expensive than yours but Jack's is the most expensive Handphone here.
    (HPku lebih mahal daripada punyamu, tapi HPnya Jacklah yang paling mahal disini)

3. Kata Sifat yang berakhiran dengan huruf "y"

Khusus untuk kata sifat yang berakhiran huruf "y" walaupun terdiri lebih dari 1 suku kata, maka kita harus menambahkan akhiran "-er" untuk tingkat lebih (Comparative) dan akhiran "-est" untuk tingkat paling (Superlative) dengan terlebih dahulu mengganti akhiran "y" tadi menjadi "i".
Contoh:
  • Happy - happier - happiest - Senang - Lebih senang - paling senang
  • Easy - easier - easiest - Mudah - Lebih mudah - paling mudah
  • Busy - busier - busiest - Sibuk - lebih sibuk - paling sibuk
Contoh Kalimat:
  • I am the happiestman in this world.
    (Saya adalah orang yang paling bahagia di dunia ini!)
  • This examination is easier than I imagined before.
    (Ujian ini lebih mudah dari yang saya bayangkan sebelumnya)

4. Kata Sifat yang berakhiran dengan some, ow, le, dan er

Khusus kata sifat yang berakhiran "-some", "-ow", "-le", dan "-er", Anda dapat menambahkan kata "more" atau "er" sebelum kata benda untuk tingkat lebih (Comparative) dan "most" atau "est" untuk tingkat paling (Superlative). Namun pada umumnya, awalan "more" dan "most" paling banyak digunakan.
Contoh:
  • Handsome - more handsome/handsomer - most handsome/handsomest
  • Narrow - more narrow/narrower - most narrow/narrowest
  • Gentle - more gentle/gentler - most gentle/gentlest
  • Clever - more clever/cleverer - most clever/cleverest
Contoh kalimat:
  • I think Yusuf is the most handsome people in this class.
    (Saya rasa Yusuf adalah orang tertampan di kelas ini)
  • His brother is cleverer than he is.
    (Abangnya lebih pintar daripada dia)

5. Kata Sifat tak beraturan

Ada beberapa kata sifat yang mempunyai bentuk tidak beraturan untuk Comparative dan Superlative-nya.
Contoh:
  • Good - well - best = Baik - Lebih baik - Paling baik
  • Bad - worse - worst = Jelek - lebih jelek - paling jelek
  • Little - less - least = Sedikit - lebih sedikit - paling sedikit
  • Much - more - most = Banyak - lebih banyak - paling banyak
  • Many - more - most = Banyak - lebih banyak - paling banyak
  • Far - further/farther - furthest/farthest = Jauh - lebih jauh - paling jauh
  • Dll
Contoh kalimat:
  • He is good at tennis and he is the best player of the year.
    (Dia pandai bermain tenis dan dia adalah pemain tenis terbaik sepanjang tahun)
  • The Simpsons gets more points than The Hunts does.
    (Keluarga Simpson memperoleh lebih banyak poin daripada keluarga Hunt)

6. Kata Sifat lainnya

Polite, quiet, wicked, pleasant, tired, cruel, stupid memiliki 2 jenis tingkat perbandingannya seperti yang berlaku pada kata sifat jenis no. 4. Namun, ada baiknya menggunakan more dan most untuk tingkat lebih dan tingkat paling-nya.
Contoh:
  • Her sister behaves more politely than she does.
    (Adiknya lebih sopan daripada dia)
  • She is the stupidest student in the class.
    (Dia adalah murid yang terbodoh di kelas itu)

7. Kata Sifat yang tidak dapat dibuat tingkat perbandingannya (Absolute Adjectives)

Untuk penjelasan ini, silahkan cari pada situs ini tentang Absolute Adjectives, yaitu kata sifat yang tidak dapat digunakan dalam bentuk Comparative dan Superlative.
Contoh:
  • Wrong, right, single, empty, full, equal, correct, unique, universal, perfect, pregnant, dll.
Contoh:
  • My bucket is emptier than his. (SALAH)
    (Ember saya lebih kosong daripada embernya)
  • My bucket is empty but his's not.
    (Ember saya kosong tetapi embernya tidak)

ADJECTIVE

Adjective (kata sifat) adalah kata yang menerangkan kata benda ( noun ) atau kata ganti benda (pronoun). Adjective bisa berfungsi sebagai atributif yaitu adjective berada sebelum kata benda, dan sebagai predikatif yaitu sebagai bagian dari predikat sebuah kalimat.
Ada enam jenis kata sifat :
  • Proper adjective (kata sifat nama diri)
  • Descriptive adjective (kata sifat deskriptif)
  • Quantitative adjective (kata sifat kuantitatif)
  • Numeral adjective (kata sifat numeral)
  • Demonstrative adjective (kata sifat demonstratif)
  • Distributive adjective (kata sifat distributif)
A. Proper adjective
Kata sifat yang melukiskan suatu benda dengan suatu kata benda nama diri tertentu. Proper adjective harus dimulai dengan huruf besar.
Contoh: An Indonesian pilgrim. Pejiarah Indonesia
Pembentukan kata sifat dari kata benda nama diri:
a) Dengan menambahkan n
Kata benda Austria
Sumatra
Africa
Kata sifat Austrian (yang berhubungan dgn Austria)
Sumatran (yang berhubungan dgn Sumatra)
African (yang berhubungan dgn Afrika)
b) Dengan menambahkan an
Kata benda Europe
Troy
Kata sifat European (mengenai Eropa)
Troyan (mengenai Troya)
c) Dengan menambahkan ian
Kata benda Mongol
Paris
Kata sifat Mongolian (mengenai Mongolia)
Parisian (mengenai Paris)
d) Dengan menghilangkan e atau y dan menambahkan ian
Kata benda Aristotle
Italy
Kata sifat Aristotlian (mengenai Aristotle)
Italian (mengenai Itali)
e) Dengan menghilangkan s dan menambahkan tian
Kata benda Mars Kata sifat Martian (mengenai Planet Mars)
f) Dengan menambahkan i
Kata benda Iraq Kata sifat Iraqi (mengenai Irak)
B. Descriptive Adjective
Kata sifat yang melukiskan sifat dan keadaan seseorang, hewan atau benda.
  • a brave girl. Seorang gadis yang berani
  • a beautiful woman. Seorang wanita yang cantik
  • a sick dog. Seekor anjing yang sakit
C. Quantitative Adjective
Kata sifat yang menunjukkan berapa banyak (how much) sesuatu benda yang dimaksudkan. Kata-kata sifat utama yang termasuk kategori ini :
  • much (= a large quantity of) banyak
  • little (= a small quantity of) sedikit
  • no (= not any) tak ada sesuatu apapun
  • some (= a certain quantity of) sejumlah tertentu
  • any ( = any quiantity of) sejumlah sedikit
  • enough (= sufficient) cukup
  • whole seluruh
  • half setengah
Adjective of quantity selalu diikuti oleh kata benda tunggal, dan kata benda ini harus selalu merupakan kata benda material atau kata benda abstrak, misalnya much bread, much butter, much sugar (material), much pain (= a high degree of pain) rasa sakit yang sangat (kata benda abstrak). Oleh karena itu ajective of quantity disebut juga adjective of degree.
D. Numeral Adjective
Kata sifat yang menunjukkan berapa banyak (how many) benda atau dalam urutan berapa. Numeral adjective dibagi kedalam dua golongan :
a) Definite numeral (bilangan tertentu)
Bilangan-bilangan yang menunjukkan berapa banyak benda yang ada yaitu bilangan cardinal (one, two, three), bilangan ordinal (first, second, third) dan bilangan multiplicative (one only, twofold, threefold).
b) Indefinite numeral (bilangan tak tentu)
Menunjukkan bilangan jenis tertentu tanpa mengatakan secara tepat berapa jumlahnya. Seperti
all, some, enough, no, many, few, several, dan sundry.
Definite numeral dapat dijadikan indefinite dengan meletakkan kata some atau about di depannya,
Some ten men were absent. Kurang lebih sepuluh orang tidak hadir
catatan :
many a dan a many
Many a adalah ungkapan yang diikuti oleh kata-kata benda bentuk tunggal.
Contoh: Many a youth and many a maid, dancing neath the greenwood shade. Banyak pemuda dan banyak pemudi, menari di bawah naungan pohon-pohon hijau
A many adalah ungkapan yang diilkuti oleh kata-kata benda bentuk jamak, a many disini mempunyai kekuatan suatu kata benda kolektif.
Contoh: They have nopt shed a many tears. Mereka tidak menitikkan banyak air mata
Dalam prosa, lebih umum diselipkan kata great antara a dan many.
Contoh: A great many woman berarti banyak sekali wanita
E. Demonstrative Adjective
Kata sifat ini membatasi pemakaian kata benda pada orang atau benda itu diharapkan supaya ditunjukkan oleh kata sifat itu. Kata-kata sifat jenis ini dibagi lagi dalam dua golongan utama:
a) Definite demonstrative (kata sifat penunjuk tertentu)
b) Indefinite demonstrative (kata sifat penunjuk tak tertentu)
Apabila orang atau benda ditunjukkan secara tepat, misalnya this woman, kata sifat itu disebut definite demostrative. Apabila orang atau benda ditunjukkan dalam suatu pengertian umum/tidak secara tepat, kata sifat itu disebut indefinite demonstrative.
Definite
Tunggal the
this
that
yon, yonder
such
the same
self-same
the other
Jamak the (ini/itu)
these (ini)
those (itu)
yon, yonder (disana)
such (seperti ini/itu, semacam ini/itu)
the same (yang sama)
self-same (yang itu-itu saja)
the other (yang lain)
Indefinite
Tunggal a,an
one
any
a certain
such
some
another
any other
Jamak _ (sebuah, seekor, seorang, dsb)
any (suatu)
any (yang mana saja, apa saja)
certain (yang tertentu)
such (suatu, anu)
some (suatu, beberapa)
other (yang lain)
any other (yang lain)
Kata sifat the umumnya disebut definite article (kata sandang tertentu) dan a atau an disebut indefinite article (kata sandang tak tertentu).
Cara pemakaian kata sifat penunjuk tertentu (definite demonstrative):
a) This, these
Sesuatu yang dekat sekali (dapat disentuh atau dijangkau dengan tangan) ditunjukkan oleh
kata-kata sifat ini, seperti this book, these books.
b) That, those, yon, yonder
Kata-kata sifat ini menunjukkan sesuatu pada jarak yang lebih jauh (tidak dapat disentuh atau
dijangkau dengan tangan).
c) Such
Kata sifat ini berarti yang semacam ini atau semacam itu, menunjukkan kepada sesuatu yang baru saja disebutkan atau kepada sesuatu yang baru saja (akan) sedang disebutkan.
Contoh: Her praise of me was not sincere, I don’t like such a woman. Pujiannya padaku tidak tulus hati, aku tidak menyukai wanita semacam itu
Such juga dipakai sebagai indefinite demonstrative, dalam hal ini such tidak menunjukkan kepada sesuatu yang disebutkan sebelumnya, tetapi yang samar-samar (tidak jelas) atau tidak tentu.
d) The same, self-same, very same
Kata-kata sifat ini semuanya menunjuk kepada sesuatu yang disebutkan sebelumnya. Self-same dan very same lebih bersifat menegaskan atau menekankan daripada same.
Contoh: You told her to come here as soon as possible and I gave her the same answer. Anda menyuruh dia datang ke sini secepat mungkin dan saya memberikan jawaban yang sama kepadanya
e) The other (yang lain)
Kata sifat ini menunjukkan yang kedua dari dua orang atau benda yang disebutkan sebelumnya,
sedang the one (yang satu) menunjukkan yang pertama.
Cara pemakaian kata sifat penunjuk tak tentu (indefinite demonstrative) adalah sebagai berikut:
a. A, an, a certain
A, an dan a certain dipakai dengan kata-kata benda bentuk tunggal, untuk menunjukkan bahwa tidak ada orang atau benda khusus yang dimaksudkan atau ditentukan, seperti a woman (seorang wanita), an egg (sebutir telur), a certain person (seseorang yang tertentu). Certain dipakai dengan kata-kata benda bentuk jamak dalam pengertian yang sama, seperti certain people (sekelompok orang tertentu).
b. One
Kata ini umumnya adalah kata sifat bilangan (numeral adjective). Akan tetapi one juga boleh dipakai sebagai kata sifat penunjuk tak tentu (indefinite demonstrative) dalam kalimat ini:
Contoh: She came one day to see me. Pada suatu hari ia datang menemui saya one day = on a certain day which I cannot remember
c. Any
Kata ini lebih bersifat menegaskan atau menekankan daripada a atau an. Any dapat dipakai dengan kata-kata benda bentuk tunggal dan juga bentuk jamak.
Contoh: Any man could do that. Setiap orang/siapa saja dapat melakukan itu
d. Some
Ini dipakai dalam dua pengertian: Untuk menunjukkan bahwa tiada orang atau benda khusus yang ditentukan. Untuk membuat bilangan tertentu menjadi tak tentu.
Contoh: Some man called here this morning. Seseorang singgah ke sini tadi pagi
e. Another, any other, other
Another dipakai dengan kata-kata benda bentuk tunggal dan other dengan kata-kata benda bentuk jamak.
Another dan other dipakai dalam kalimat-kalimat berita (affirmative sentences). Any other (dengan kata-kata benda bentuk tunggal atau jamak) dipakai dalam kalimat-kalimat menyangkal (negative sentences).
Contoh:
  • I have read another book. Saya telah membaca buku yang lain
  • I have read other books. Saya telah membaca buku-buku yang lain
F. Distributive Adjective
Membatasi pemakaian kata benda dengan menunjukkan bahwa orang atau benda yang ditunjukkan oleh kata benda digunakan satu demi satu, atau dalam bagian-bagian yang terpisah. Kata sifat golongan ini ada empat buah : each, every, either dan neither.
a) Each
Each berarti salah satu dari dua benda, atau salah satu dari dua bilangan apa saja yang melebihi dua.
The two students had each a pen. Dua orang siswa ini masing-masing mempunyai sebuah pena
b) Every
Every tidak dipakai untuk salah satu dari dua, melainkan untuk bilangan tertentu yang melebihi
dua.
Contoh: Every man (out of the fifteen present) had a gun. Tiap orang (dari lima belas orang yang hadir) mempunyai sebuah senapan
Catatan :
  • Every adalah kata yang lebih kuat daripada each dan berarti ” tiap-tiap tanpa kekecualian “.
  • Every five hours berarti setiap jangka waktu lima jam, lima jam diambil secara kolektif sebagai satu periode/jangka waktu.
  • Every other berarti setiap yang kedua, setiap dua … sekali atau berselang, seperti every
  • other day (dua hari sekali), every other week (dua minggu sekali).
c) Either
Ini mempunyai dua arti: salah satu dari dua, atau setiap dari dua, yaitu keduanya
Contoh: You can take either side, that is, one side or the other. Anda boleh mengambil salah satu sisi, yaitu sisi yang satu atau sisi yang lain
d) Neither
Ini adalah bentuk negatif dari either dan berarti yang satu tidak, yang lain juga tidak (kedua-duanya tidak).
Contoh: You should take neither side, that is, neither this side nor that, neither the one side nor the other. Anda seharusnya tidak mengambil salah satu sisi, yaitu sisi yang ini tidak, sisi yang itu juga tidak, sisi yang satu tidak, sisi yang lain juga tidak
The two uses of adjectives and subtitutes for adjectives (Dua Cara Pemakaian Kata Sifat):
1) The attributive (atributif, kata sifat yang terletak langsung di depan kata benda)
2) The predicative (predikatif, kata sifat yang merupakan predikat)
Penjelasan :
1) Attributive use (pemakaian atributif)
Suatu kata sifat dipakai secara atributif, apabila kata sifat itu memberi sifat kata bendanya secara langsung.
Contoh:
  • A noble deed suatu perbuatan yang mulia
  • A lame cat seekor kucing yang pincang
Semua kata sifat asli dapat dipakai secara atributif, kecuali glad lazimnya hanya dipakai secara predikatif, misalnya I am glad to meet you. Saya senang bertemu dengan anda
2) Predicative use (pemakaian predikatif)
Suatu kata sifat dipakai secara predikatif, apabila kata sifat itu dijadikan bagian predikat
(sebutan) suatu kalimat. Lalu kata sifat itu memberi sifat kata bendanya secara tidak langsung
melalui kata kerjanya.
Contoh:
  • Her character is noble. Wataknya mulia
  • That cat went lame. Kucing itu berjalan dalam keadaan pincang
Kata atau kata-kata apa saja yang membatasi kata benda sejalan seperti suatu kata sifat akan membatasinya, boleh dianggap menjadi pengganti untuk kata sifat :
a) Suatu participle (partisip) atau verbal adjective (kata kerja partisip yang dapat dipakai sebagai kata sifat)
Contoh:
  • A retired president. Seorang presiden purnawirawan
  • Retired pay. Uang pensiun
b) Suatu adverb (kata tambahan) dengan participle (partisip) tertentu yang dimengerti :
Comtoh: The then King. Raja pada waktu itu
c) Kata benda atau gerund (kata kerja bentuk ing yang berfungsi sebagai kata benda) dipakai sebagai kata sifat:
Contoh:
  • A river fish. Ikan yang hidup di sungai
  • A bathing place. Suatu tempat yang digunakan untuk mandi
d) Suatu kata benda atau kata ganti dalam kasus kepunyaan:
Contoh: Your son’s teacher. Guru anak anda
e) Suatu kata kerja dalam modus infinitif (infinitive mood)
Contoh: Water to drink. Air yang diminum
f) Suatu kata depan dengan objeknya:
Contoh: A man of virtue. Seorang yang baik/bijak
g) Suatu adjective clause (anak kalimat kata sifat) yaitu suatu anak kalimat yang melakukan tugas kata sifat, misalnya:
Contoh: The cassette that you lent me will not be lost. Kaset yang anda pinjamkan kepadaku itu tidak akan hilang