Psikologi remaja adalah bagian
dari cabang disiplin ilmu psikologi perkembangan yang membahas tentang
permasalahan remaja. Psikologi remaja sangat menarik karena bentuk tingkah yang
dimunculkan pada masa remaja adalah bentuk tingkah laku peralihan, antara
tingkah laku anak-anak dengan tingkah laku orang dewasa. Karena berada pada masa
peralihan, sehingga biasanya remaja mengalami masalah dalam menyesuaikan diri.
Remaja tidak mau di sebut anak-anak, dan belum pula bisa disebut sebagai orang
dewasa.
Piaget (dalam Hurlock, 1999)
memandang masa remaja sebagai usia di mana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi di bawah tingkat orang yang lebih
tua melainkan dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Secara garis besar ada tiga
masalah yang cenderung muncul pada masa remaja dibandingkan pada masa
kanak-kanak atau masa dewasa. Permasalahan remaja itu dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
Konflik dengan Orang
Tua
Konflik dengan orang tua
ditandai dengan penentangan atas ororitas orang tua yang selama ini dominan.
Walaupun konflik dengan orang tua terasa menyakitkan, hal ini cenderung menandai
peralihan kekuasaan dari orang tua yang sepihak menjadi hubungan yang timbal
antara dua orang dewasa.
Depresi dan Tindakan
Ceroboh
Remaja yang depresi juga sering
terlihat. Ini dikarenakan karena penyesaian diri dengan status sosialnya antara
anak-anak atau orang dewasa. Remaja yang kesepian, tertekan, atau marah
cenderung mengeskpresikan hal-ha ini dalam cara yang sesuai dengan karakteristik
jenis kelaminnya. Anak laki-laki cenderung mengungkapkan masalah emosional
melalui tindakan agresif dan perilaku antisocial lain. Sebaliknya, dibandingkan
anak laki-laki, anak perempuan cenderung menginternalisasikan perasaan dan
masalah, misalnya dengan menarik diri (withdrawal) atau memunculkan
gejala gangguan makan (Zahn-Waxler, 1996).
Suasana Hati yang Berubah-ubah (moods
swings)
Masa remaja adalah masa yang
labil, dan tidak ada pendirian yang mantap terhadap pilihan sesuatu. Hal ini
menyebabkan remaja merasa terombang-ambing jika dihadapkan terhadap sebuah
pilihan, dan terkadang sering berubah-ubah. Kedakan emosipun kadang mengalami
peubahan, terkadang eksplosif dan terkadang depresif.
Pelanggaran
aturan seringkali terjadi pada remaja karena remaja membangun standar dan nilai
mereka sendiri, seringkali dengan meniru gaya, tindakan dan sikap dari teman
sebaya yang sangat bertentangan dengan gaya dan sikap orang tua mereka. Teman
sebaya memegang peranan penting karena mereka mewakili nilai dan gaya generasi
yang termasuk dalam kelompok usia remaja tersebut, yaitu generasi dimana remaja
akan berbagi pengalaman sebagai orang dewasa nantinya (Bukowski dkk, 2001).
Dalam memandang persahabatan teman sebaya, penolakan oleh teman sebaya terasa
lebih menyakitkan dibandingkan perlakuan kejam dari orang tua sendiri.
SUMBER INFORMASI ------> http://www.psychologymania.com
0 comments:
Post a Comment