Friday 8 February 2013

PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA

Psikologi remaja adalah bagian dari cabang disiplin ilmu psikologi perkembangan yang membahas tentang permasalahan remaja. Psikologi remaja sangat menarik karena bentuk tingkah yang dimunculkan pada masa remaja adalah bentuk tingkah laku peralihan, antara tingkah laku anak-anak dengan tingkah laku orang dewasa. Karena berada pada masa peralihan, sehingga biasanya remaja mengalami masalah dalam menyesuaikan diri. Remaja tidak mau di sebut anak-anak, dan belum pula bisa disebut sebagai orang dewasa.
Piaget (dalam Hurlock, 1999) memandang masa remaja sebagai usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Secara garis besar ada tiga masalah yang cenderung muncul pada masa remaja dibandingkan pada masa kanak-kanak atau masa dewasa. Permasalahan remaja itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Konflik dengan Orang Tua
Konflik dengan orang tua ditandai dengan penentangan atas ororitas orang tua yang selama ini dominan. Walaupun konflik dengan orang tua terasa menyakitkan, hal ini cenderung menandai peralihan kekuasaan dari orang tua yang sepihak menjadi hubungan yang timbal antara dua orang dewasa.
Depresi dan Tindakan Ceroboh
Remaja yang depresi juga sering terlihat. Ini dikarenakan karena penyesaian diri dengan status sosialnya antara anak-anak atau orang dewasa. Remaja yang kesepian, tertekan, atau marah cenderung mengeskpresikan hal-ha ini dalam cara yang sesuai dengan karakteristik jenis kelaminnya. Anak laki-laki cenderung mengungkapkan masalah emosional melalui tindakan agresif dan perilaku antisocial lain. Sebaliknya, dibandingkan anak laki-laki, anak perempuan cenderung menginternalisasikan perasaan dan masalah, misalnya dengan menarik diri (withdrawal) atau memunculkan gejala gangguan makan (Zahn-Waxler, 1996).
Suasana Hati yang Berubah-ubah (moods swings)
Masa remaja adalah masa yang labil, dan tidak ada pendirian yang mantap terhadap pilihan sesuatu. Hal ini menyebabkan remaja merasa terombang-ambing jika dihadapkan terhadap sebuah pilihan, dan terkadang sering berubah-ubah. Kedakan emosipun kadang mengalami peubahan, terkadang eksplosif dan terkadang depresif.
Pelanggaran aturan seringkali terjadi pada remaja karena remaja membangun standar dan nilai mereka sendiri, seringkali dengan meniru gaya, tindakan dan sikap dari teman sebaya yang sangat bertentangan dengan gaya dan sikap orang tua mereka. Teman sebaya memegang peranan penting karena mereka mewakili nilai dan gaya generasi yang termasuk dalam kelompok usia remaja tersebut, yaitu generasi dimana remaja akan berbagi pengalaman sebagai orang dewasa nantinya (Bukowski dkk, 2001). Dalam memandang persahabatan teman sebaya, penolakan oleh teman sebaya terasa lebih menyakitkan dibandingkan perlakuan kejam dari orang tua sendiri.

SUMBER INFORMASI ------> http://www.psychologymania.com

0 comments:

Post a Comment